Jenis-jenis pakan Ayam Beserta Kandungan Gizinya
Sorgum.
Sorgum adalah salah satu sumber energi sehingga banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan. Di Indonesia, potensi sorgum kurang baik karena produksinya hanya terdapat pada daerah tertentu. Hal itu karena sorgum bukanlah termasuk dalam bahan pokok pangan. Nama sorgum di beberapa daerah cukup beragam, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut cantel, di Jawa Barat disebut jagung cantrik, dan di Sulawesi disebut batar tojeng.
Kandungan protein sorgum lebih tinggi daripada jagung dan mengandung sedikit xantofil (1,5 ppm). Kombinasi sorgum dengan bungkil kedelai akan menghasilkan suplemen metionin dan lisin dengan baik. Sorgum memiliki zat antinutrisi yang disebut dengan tanin. Kandungan tanin sorgum sangat bervariasi, mulai dari 0,09-5,374%.
Warna biji sorgum terbagi dua, yaitu putih dan berwarna. Biji sorgum berwarna putih dengan sedikit tanin. Sementara itu, biji sorgum yang berwarna mengandung tanin lebih tinggi. Semakin berwarna biji sorgum, seperti merah dan cokelat, kandungan tanin juga semakin tinggi.
Kandungan tanin sorgum dapat diturunkan dengan melakukan pengolahan seperti pengupasan kulit luar, perendaman, dan fermentasi. Tingginya kandungan tanin dapat menyebabkan kecernaan protein rendah, menurunkan pertumbuhan, dan meningkatkan kejadian leg abnormalitas.
Singkong
Singkong banyak terdapat di Indonesia dan berpotensi sebagai bahan baku pakan sumber energi. Kandungan energi metabolisnya tinggi, hampir sama dengan jagung (sekitar 3.440 kkal/kg), tetapi kandungan proteinnya rendah, sekitar 2-3%.
Singkong digunakan terbatas dalam pakan ayam karena mengandung zat antinutrien sianogenik glukosida yang bervariasi, tergantung dari jenisnya. Singkong pahit paling banyak mengandung sianogenetik glukosida.
Jika akan digunakan sebagai bahan pakan, sebaiknya singkong diolah terlebih dahulu dengan melakukan penjemuran untuk menghilangkan kandungan zat antinutriennya dan bisa disebut gaplek. Penggunaan singkong dalam pakan sebaiknya kurang dari 20% karena penggunaan yang berlebihan dalam pakan akan menyebabkan fases basah.
Dedak padi
Dedak padi diperoleh dari proses penggilingan padi menjadi beras. Dedak padi sering digunakan dalam pakan karena mempunyai potensi ketersediaan yang tinggi. Dedak padi merupakan sumber energi dan asam amino pada unggas, tetapi keseimbangan asam aminonya kurang baik.
Penggunaan dedak padi dalam pakan terbatas terutama pada ayam muda, karena kandungan serta kasarnya tinggi (11%). Serat kasar merupakan nutrien yang sedikit dapat dicerna oleh ayam. Selain kandungan serat kasar, dedak padi mengandung asam pitat tinggi yang dapat menurunkan ketersediaan mineral fosfor dalam pakan. Dedak padi mengandung kadar lemak yang tinggi dan bila disimpan terlalu lama, dapat berbau tengik.
Kualitas dedak perlu diperhatikan sebelum menggunakannya dalam pakan. Hal itu karena dedak padi banyak dicampur dengan bahan lainnya seperti sekam dan kapur. Dedak yang sudah tercampur dengan bahan lainnya membuat kandungan nutriennya menjadi rendah. Pengecekan kualitas dedak dapat dilakukakn dengan mengukur kepadatan bahan pakan (bulk density). Dedak yang baik mempunyai bulk density 417 kg/m kubik.
Pollard
Pollard merupakan hasil samping dari penggilingan ganndum menjadi tepung terigu. Pollard mengandung serat kasar antara 7-9,5% dan protein sekitar 15%. Nilai energi metabolisnya sekitar 1.700 kkal/kg. Nilai energi ini berkaitan dengan kandungan lemaknya sekitar 3-4 %. Penggunaan pollard dalam formulasi ransum dibatasi oleh kandungan serat kasar dan tingkat energi metabolisnya yang rendah.
Minyak atau lemak
Minyak/lemak merupakan bahan baku pakan sumber energi dan tidak mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Minyak/lemak digunakan dalam ransum yang membutuhkan energi tinggi.
Selain sebagai bahan pakan sumber energi, penggunaan minyak/lemak dapat meningkatkan efisiensi pakan, mengurangi pakan berdebu, serta memperbaiki warna, palatabilitas, dan tekstur ransum. minyak/lemak yang digunakan sebelum proses pembuatan pelet dapat menurunkan kualitas pelet. Jadi, sebaiknya minyak disemprotkan saja untuk meningkatkan kualitas pelet.
Berbagai sumber minyak yang sering digunakan dalam ransum adalah minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak ikan yang mengandung energi metabolis masing-masing sebesar 7.000,7.2000, dan 8.600 kkal/kg.
Mengenal Kehebatan Sabung Ayam Bangkok Putih Kinantan
BalasHapusMengenal Ayam Bangkok Raja Ubed Petarung Mematikan
BalasHapus